Hasyiyah Shawi 'ala Syarh Tuhfatul Ikhwan Fi Ilmi al-Bayan |
بسم ﷲ الرّحمٰن الرّحيم
"Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang aku mulai akan kitab ini".Bermula segala puji itu Sabit milik Allah karena apa saja yang telah memberi nikmat Ia Allah dari pada penjelasan dan memberi Ilham Ia Allah dari pada penguraian.
Dan bermula rahmat dan sejahtera itu Tsabit di atas penghulu sekalian manusia. Dan rahmat sejahtera pula itu Sabit di atas keluarganya Nabi dan sahabat-sahabatnya Nabi (yaitu) para imam-imam yang seperti bendera.
Dan sesudahnya Basmalah, Hamdalah, shalawat dan salam, niscaya maka bermula ini penjelasan itu syarahan yang halus di atas Risalah yang aku jadikan akannya risalah pada menjelaskan majaz dan tasybih dan kinayah dengan memperjelas maknanya tiap-tiap dan mengupas semua kalimatnya tiap-tiap.
Maka aku berkata, dan Sabit hanya dengan Allah itu Taufiq, hal keadaan aku itu yang mengharap dari pada-Nya Allah Ta'ala akan bahwa memberi tuntunan Ia Allah dengan kita akan yang paling bermanfaat dari pada jalan;
("Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, bermula segala puji itu Sabit milik Allah") memulai ia pengarang dengan keduanya Hamdalah dan Basmalah akan ini Risalah karena mengikuti dengan kitab yang mulia, dan karena beramal dengan 2 hadits Basmalah dan Hamdalah yang sudah maklum keduanya. Dan karena demikian alasan meninggalkan ia pengarang akan huruf peng-'athaf, karena memberitahu di atas bahwa sungguh tiap-tiap dari pada keduanya Basmalah dan Hamdalah itu yang diqasadkan dengan permulaan.
(Dan bermula rahmat dan sejahtera itu Sabit di atas Rasulullah). Bermula makna itu: dan aku menuntut dari pada Allah akan bahwa memberi Rahmat Ia Allah dan memberi kesejahteraan Ia Allah di atas utusan-Nya Allah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam .
Dan Bermula "shalah" pada bahasa itu doa dengan kebaikan, maka apabila disandarkan akannya "shalah" kepada Allah ta'aala, niscaya adalah maknanya shalah itu menyempurnakan nikmat dan besar kedudukan. Dan karena ini makna, terkhusus dengannya shalah oleh para nabi dan Malaikat. Maka tidak dituntutkan akannya shalah bagi selain mereka nabi dan Malaikat, kecuali karena mengikut. Dan bermula kata "as-salamu" itu penghormatan.
(Dan bermula ini) artinya isi karangan yang hadir dalam pikiran, artinya akal, mempertempatkan ia pengarang akannya isi karangan pada tempat sesuatu yang dapat diIndrakan, dengan segi sama-sama pasti. Maka mengisyarat ia pengarang kepadanya isi karangan dengan perkataannya pengarang "hadzihi". (itu risalah yang halus) artinya yang kecil sekali, (pada menjelaskan majaz) hal keadaan mutlak (dan) pada menjelaskan (tasybih dan) pada menjelaskan (kinayah di atas jalan singkat) artinya di atas jalan singkat. Dan bermula dia "ikhtishar" itu mengurangi lafadz beserta banyak maknanya.
Dan di atas Jalan meringkas di atas sebagian pembagian-pembagian dan di atas pendapat suatu kaum, Karena untuk mendekatkan pemahaman bagi pemula. (Aku namai akannya syarahan akan "Tuhfah") artinya hadiah yang dipersiapkan (bagi saudara-saudara) bermula dia kata "Ikhwan" itu jamak "akhun".
Dan dijamakkan akan kata "akhun" pula di atas kata "Ikhwah", kecuali bahwa sesungguhnya kata "Ikhwan" itu mencakupi ia kata "ikhwan" akan makna "ikhwan" pada jamak "akhun" dengan makna sahabat, dan mencakupi akan makna "ikhwah" pada jamak kata "akhun" dari pada keturunan.
(semoga melipatgandakan) artinya memperbanyak (oleh Allah bagiku dan bagi mereka sekalian saudara) akan balasan pahala. Bermula dia kata "ujur" itu jamak "ajrun". Dan bermula dia "ajrun" Itu kadar dari pada balasan pada bandingan amal perbuatan, (dan akan memberi kebaikan). bermula dia kata "Ihsan" itu 'athaf kalimat yang umum di atas kalimat yang khusus.
Dan Tsabit padanya kata "lipat ganda..." itu mengisyarah kepada bahwa sungguh hamba itu tidak berhak ia Hamba di atas Allah Ta'ala akan sesuatu apapun pada membandingkan amalnya hamba, berdasarkan di atas bahwa sesungguhnya hamba itu tiada jenis perbuatan apapun baginya Hamba pada hakikat. ("Dan bermula Allah itu yang menciptakan Ia Allah akan kalian dan akan apa saja yang kalian perbuat), sekalipun mengucap salam ia seseorang, tidak dihitungkan di atas-Nya Allah ta'ala dari padanya seseorang akan satu manfaat pun. Maha Tinggilah Allah dari pada demikian mengambil manfaat, akan sebagai ketinggian lagi Yang Maha Besar. Maka Bagaimana sah lah pendapat dengan wajib berbuat baik yang sabit dari padanya berbuat baik itu balasan pahala ?.
Selanjutnya>>
Terimakasih sahabat sekalian. Mohon Kritik dan sarannya ya. Salam santri Indonesia 😎
Mantul...
BalasHapusSyukron jazila.
bagaimana cara donlod
BalasHapus